Rabu, 20 Mei 2009

Numb3rs

Kalau ada serial yang bisa bikin saya cinta mati dengan matematika, jawabannya adalah Numb3rs. Everything is numbers. Itulah salah satu frase yang kerap diulang, selain pembukaan yang menyatakan bahwa kehidupan kita tak pernah terlepas dari angka. Namun selain teori-teori yang digunakan dalam film itu, yang membuat saya sedikit terkejut dengan serial itu adalah cara Charlie, sang jenius matematika dalam serial itu mengatasi kesedihan: dengan mencoba memecahkan N versus NP problem. Bukan kegilaannya mencoba memecahkan masalah N versus NP yang membuatsaya terpengarah, namun bagaimana ia membenamkan chaos dalam order: sebuah dunia steril yang memberikan rasa nyaman.

Ada jarak dalam dunia abstrak matematika yang memberikan ketenangan. Ketika dunia sosial demikian hiruk pikuk dan mengerikan, memecahkan persoalan klasik yang tidak terpecahkan memberikan rasa nyaman. Seperti sebuah tempat persembunyian pribadi tanpa intervensi. Keterpisahan yang melegakan dan tidak menyakitkan. Karena itu lagu klasik yang paling mendekati Phythagoras interval mampu memberikan harmoni dalam berpikir. Ada order yang terjelaskan oleh alam bawah sadar. Karena itu dalam konsentrasi tingkat tinggi, matematikawan dalam serial Numb3rs kadang menggunakan earphone.

Keterkaitan antara teori-teori matematika dengan pemecahan kasus FBI malah menjadi alasan sekunder. Pertama, meski aku sangat tertarik dengan kesetimbangan Nash, game theory dan agent-based model, tapi saya masuk ke dalam kategori skeptis bagaimana perilaku manusia bisa dimodelkan dengan tingkat keakuratan tinggi. Godel, Heisenberg merupakan beberapa teoritis yang senantiasa mengkritisi kemapanan matematika, mungkin yang terbaik adalah menggunakan prinsip falsifikasi Popper.

Terlepas dari semua hal itu, menyenangkan dapat melihat atmosfer matematika yang kental :)

Kredit gambar: http://www.jasoncoleman.net/images/numb3rs_1.jpg

Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon